JAKARTA-Berdasarkan catatan Polda Metro Jaya, ada 254 mahasiswa yang sempat dirawat di beberapa rumah sakit. Mereka adalah korban kerusuhan dalam demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019) sore hingga malam.
Di kantornya di Jakarta, Rabu (25/9/2019), Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan 11 di antaranya dirawat inap.
“Dokter masih mendalami kenapa yang bersangkutan [dirawat inap]. Pak Kabid Humas [Argo Yuwono] juga akan melihat ke rumah sakit,” kata Gatot.
Sementara yang hanya rawat jalan, Gatot mengatakan kemungkinan besar mereka terkena gas air mata.
Salah satu rumah sakit yang menampung para mahasiswa itu adalah Rumah Sakit Pusat Pertamina. Per kemarin hingga pukul 20.30, ada 76 mahasiswa yang dirawat. Ini terpampang di papan pengumuman rumah sakit.
Ada pula yang dirawat di RS Mintohardjo.
Sejauh ini belum ada informasi soal korban jiwa, seperti yang dinyatakan pula oleh Gatot. Meski begitu, ada beberapa mahasiswa yang terluka fisik parah.
Salah satunya mahasiswa jurusan hukum Universitas Al Azhar bernama Faisal Amir (21). Dia dirawat intensif di RS Pelni. Berdasarkan keterangan kakak Faisal, Rahmat, kepala adiknya harus dioperasi dan juga di bahu kanan.
Menurutnya, berdasarkan keterangan dokter, tengkorak kepala adiknya retak. Juga ada pendarahan di daerah tersebut karena hantaman benda tumpul.
Ada pula seorang korban non-sipil yang terkena lemparan batu di daerah kepala. Ini terjadi saat bentrok antara mahasiswa-polisi pertama kali pecah, sore hari. Seorang saksi mata mengatakan pelempar batu adalah polisi yang ada di belakang gerbang DPR yang dekat dengan jembatan penyeberangan.
Gatot juga mengatakan ada 39 polisi mengalami luka karena dilempar batu. Ada pula yang patah tangan, klaimnya. Selain itu dia juga bilang polisi mengalami kerugian materiil.
Satu water canon hancur dirusak mahasiswa, juga tiga pos di daerah Palmerah, Slipi, dan belakang DPR. (*)