Temuan Survei LSI, Mayoritas Publik Tak Percaya Demo Mahasiswa Ditunggangi

JAKARTA-Demonstrasi  Mahasiswa yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia terkait penolakan RKUHP dan Revisi UU 30/2002 tentang KPK, telah menarik perhatian Lembaga Survei Indonesia (LSI) untuk melakukan penelitian.

Survei ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan publik mengenai aksi  demonstrasi yang dilakukan mahasiswa tersebut.

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan memaparkan hasil survei di Hotel Erian, Jalan KH Wahid Hasyim, Menteng Jakarta Pusat.

“Hasilnya ada 59,7 persen publik mengikuti berita terkait aksi demo mahasiswa sedangkan 40,3 persen tidak mengikuti,” ungkap Djayadi Hanan, Minggu (6/10).

Penelitian pun berlanjut dengan pertanyaan seputar isu adanya aktor politik yang menunggangi. Survei itu mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden, yakni, apakah aksi mahasiswa tersebut digerakkan oleh orang yang anti-Presiden Joko Widodo, ditumpangi orang anti-Jokowi atau ada dua kelompok yang berbeda.

Hasil survei menunjukan yang menjawab demonstrasi mahasiswa digerakkan oleh orang anti-Jokowi sebanyak 16,4 persen, demonstrasi mahasiswa sepenuhnya ditumpangi oleh orang anti-Jokowi sebanyak 11,8 persen.

Selanjutnya ada dua kelompok yang berbeda, demonstrasi mahasiswa dan demonstrasi kelompok orang anti-Jokowi dan kedua terpisah sebanyak 46,8 persen dan yang tidak menjawab ataupun tidak tahu sebanyak 25 persen.

Persoalan berikutnya soal isu demonstrasi mahasiswa yang katanya ditunggangi kepentingan politik. Kepentingan politik yang dimaksud adalah untuk menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.

“Hasilnya adalah 35,2 menyatakan setuju. Lalu 43,9 menyatakan tidak setuju, untuk jawaban tidak tahu dan tidak menjawab ada sebanyak 20,9 persen,” tandasnya.

Untuk diketahui, survei kali ini melibatkan 1.010 responden yang dipilih secara stratified cluster random sampling dari responden survei nasional LSI sebelumnya pada Desember 2018 September 2019 yang jumlahnya 23.760 orang.

Penelitian dilangsungkan pada 4-5 Oktober kemarin dengan metode wawancara. Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) survei diperkirakan 3,2% pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. (*)

Tinggalkan Balasan