Wujudkan Program Satu Desa Satu Hafiz (SADESHA), Ridwan Kamil:Dunia Diurus Akhirat Juga Dipersiapkan

CIREBON,BERITARADAR.COMGubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Wujudkan Program Satu Desa Satu Hafiz atau disingkat (SADESHA), Berpesan kepada masyarakat Dunia Diurus Akhirat Juga Dipersiapkan.

Sebanyak lima ribu tiga ratus Desa dikabarkan sudah tersentuh oleh program tersebut.

Lebih lanjut, para Hafiz dan Hafizah diminta Wujudkan Program Satu Desa Satu Hafiz (SADESHA).

untuk meneruskan dan mengajarkan anak-anak Desa lainnya.

Dengan adanya program ini, Ridwan Kamil berharap generasi Qurani menjadi panduan berkehidupan.

Simak Ulasan Lengkap Tentang Program Satu Desa Satu Hafiz

Melalui akun Instagram, ia membagikan momen ketika mewisuda para penghafal Al-Quran tersebut.

Di samping mengurus dunia, program ini menjadi jembatan untuk mempersiapkan kehidupan akhirat kata Ridwan Kamil.

“100% DESA JAWA BARAT SEKARANG PUNYA PENGHAPAL QURAN 30 JUZ,

Melalui program 1 Desa 1 Hafidz (SADESHA) selama 5 tahun. Bagian dari visi Jabar Juara Lahir Batin. 5300 Desa sekarang sudah tersentuh oleh program ini. Dan para hafidz dan hafidzah diminta untuk memberlanjutkan dan mengajarkan ke anak-anak desa lainnya.

Dunia diurus, akherat juga dipersiapkan.

Semoga suatu hari, seluruh anak-anak muslim Jawa Barat adalah generasi Qurani sebagai panduan berkehidupan.

Urutan memuliakan Al Quran,

1. Mendengar

2. Membaca

3. Memahami artinya

4. Mengamalkan

5. Mengajarkan.

Demikian laporan di akhir masa jabatan Gubernur. Tetap berkhidmat dalam membangun Masyarakat Jawa Barat.

#jabarjuara #indonesiajuara #ridwankamil,” tulis @ridwankamil.*

Ridwan Kamil juga mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar terus berupaya mencapai terwujudnya satu hafidz di total 5.312 desa yang ada. Targetnya, semua desa di Jabar memiliki minimal satu hafidz/hafidzah pada 2023.

“Melalui program Sadesha ini, tahun 2023 nanti tidak boleh ada desa di Jabar yang tidak punya penghafal Al-Qur’an,” Kata kang Emil.

Emil mengatakan, selain mencetak penghafal Al-Qur’an di desa, para hafidz/ hafidzah ini juga diberikan tugas untuk memberikan pemahaman tentang Al-Qur’an yang komprehensif, pemahaman agama, dan menangkal paham radikalisme.

“Tujuan program Sadesha ini juga untuk memberantas buta huruf Al-Qur’an di Jabar. Ini baru ada pertama kalinya di Indonesia,” Kata kang Emil.

Program Sadesha juga sejalan dengan visi pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Menurut Kang Emil, peningkatan kualitas SDM tak hanya mengenai teknologi dan pendidikan, tapi juga keagamaan juga perlu ditingkatkan.

Sementara dalam visi Pemda Provinsi Jabar, program Sadesha bersama tujuh program keumatan lainnya yakni Magrib Mengaji, Subuh Berjamaah Keliling, Zakat Digital, One Pesantren One Product (OPOP), English for Ulama, Dakwah Digital, serta Perda Pesantren, berupaya untuk menciptakan Jabar Juara Lahir dan Batin.

“Sesuai visi misi kami, Jabar Juara Lahir dan Batin, tak hanya pembangunan fisik yang kita kejar tapi masyarakat Jabar juga harus religius,” Kata kang Emil.

Acara pelepasan 1.500 hafidz/ hafidzah ini pun dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai sebagai ‘Pengutusan Hafidz ke Desa Terbanyak’.

Piagam penghargaan MURI nomor 9342/R.MURI/XII/2019 ini diserahkan langsung kepada gubernur oleh perwakilan MURI.

Ada juga rekor MURI lainnya yaitu pemecahan khataman Al-Qur’an selama 250 kali dalam dua jam oleh 1.500 hafidz/ hafidzah yang dilakukan sebelum acara pelepasan.

Adapun 1.500 hafidz/hafidzah ini diseleksi terlebih dahulu oleh Jam’iyyatul Qurrra wal-Huffazh (JQH), sebuah organisasi para pembaca dan penghafal Al-Qur’an di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang diberikan wewenang oleh Pemda Provinsi Jabar. Itulah tadi ulasan lengkap tentang Program Satu Desa Satu Hafiz atau disingkat (SADESHA), mari kita dukung untuk terwujudnya Jawa Barat maju dan juara serta sejahtera. (*)

Tinggalkan Balasan