Felix Siauw Diundang IIBF, Ditolak Goenawan Mohamad Hingga Bekraf

JAKARTA-Keputusan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) untuk mengundang Felix Siauw di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2019 ditentang oleh sejumlah pihak.

Sastrawan Goenawan Mohamad bahkan terang-terangan menyatakan alasannya tak setuju dengan kehadiran Felix Siauw di IIBF.

Pada Kamis (5/9/2019), ia mengutarakan pendapatnya tentang hal itu di Twitter.

Menurut Goenawan Mohamad, Felix Siauw tidak cocok menjadi tamu IIBF lantaran tidak sejalan dengan asas NKRI.

Ia pun dengan tegas menyatakan batal hadir ke IIBF sebagai pembicara pada Jumat (6/9/2019).

“Dalam acara Indonesian International Book Festival, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) menghadirkan Felix Siauw, orang yang menentang asas NKRI. Acara itu dibiayai dana publik yang dikelola NKRI. Sebuah hipokrisi,” ungkap @gm_gm.

“Besok, 6 September, Indonesian International Book Festival, berencana menghadirkan panel diskusi, dengan pembicara Jürgen Bosch, direktur Frankfurt Book Festival, dan saya. Saya membatalkan diri,” imbuhnya.

Salah satu pendiri Majalah Tempo tersebut menambahkan, selain bertentangan dengan asas NKRI, Felix Siauw juga tak menunjukkan komitmen untuk mencerdaskan bangsa lewat bukunya, melainkan justru menguatkan fanatisme.

“Buku, dalam masa ini, di tanah air kita, adalah untuk mencerdaskan bangsa, membangkitkan jiwanya, membuka pikiran dan hati. Bukan untuk memperkeras fanatisme. IKAPI perlu punya komitmen untuk itu. Felix Siauw tidak,” jelas Goenawan Mohamad.

Penolakan atas kehadirannya di IIBF lalu direspons oleh Felix Siauw lewat pernyataan di Instagram.

Ia mengaku tak pernah bertemu Goenawan Mohamad dan menanggapi santai sikapnya.

“Manusia menolak enggak apa-apa, asal jangan Rasulullah Muhammad yang menolak, repot urusannya. Kalau ada yang tahu dan jumpa beliau Pak Goenawan Mohamad, sampaikan salam dari saya.

Saya enggak pernah jumpa beliau, dan siapa tahu saya duluan menghadap Allah sebelum minta maaf kalau perilaku saya ada yang enggak berkenan ke beliau (emoji meringis),” terang @felix.siauw.

Selain Goenawan Mohamad, tanggapan kontra juga secara tak langsung disampaikan oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, lewat unggahan di Instagram, Jumat.

View this post on Instagram

Bekraf mendukung ArtJog, Art Jakarta, Jogja Biennale dan Makassar Biennale, tidak ikut menentukan seniman-seniman yang ditampilkan. Bekraf mendukung Teater Garasi, tapi tidak ikut menentukan jalan cerita pertunjukannya. Bekraf mendukung Jogja Netpac Film Festival, tapi tidak ikut menentukan pilihan film-film yang diputar. Bekraf mendukung International Indonesia Book Fair, tapi tidak ikut menentukan penerbit, buku dan penulis yang akan ditampilkan. Hal yang sama telah berlaku pada ratusan kegiatan pelaku ekonomi kreatif yang didukung Bekraf selama 4 tahun terakhir ini. Bekraf selalu menjunjung dan menempatkan kompetensi keprofesian para pelaku setiap sub-sektor sebagai hal utama. Peran Bekraf adalah mendukung dan memfasilitasi kegiatan2 utama setiap sub-sektor untuk berkelanjutan, berkembang dan makin baik bagi ekosistem usaha sub-sektor ekonomi kreatif terkait. Demikian juga bentuk dukungan Bekraf kepada IKAPI dalam penyelenggaraan IIBF adalah untuk menempatkan Indonesia sebagai pusat perkembangan industri literasi, setidaknya di kawasan Asia Tenggara. Sejalan dengan tujuan ini, melekat juga upaya meningkatkan budaya literasi di masyarakat kita. Budaya literasi tentu akan tumbuh seiring dengan pemahaman tentang keberagaman dan toleransi terhadap kemajemukan bangsa kita. Bekraf sangat menyesali bahwa IKAPI sebagai penyelenggara IIBF telah menyertakan pihak-pihak yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut. Terima kasih.

A post shared by Triawan Munaf (@triawanmunaf) on

Menurutnya, “budaya literasi tentu akan tumbuh seiring dengan pemahaman tentang keberagaman dan toleransi terhadap kemajemukan bangsa kita.”

Dia lantas menyatakan dukungan untuk IKAPI dan IIBF, tetapi “menyesali bahwa IKAPI sebagai penyelenggara IIBF telah menyertakan pihak-pihak yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut.” (*)

Tinggalkan Balasan