JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menjerat seorang menteri Kabinet Kerja sebagai tersangka. Kali ini ada menteri berinisial IMR yang menjadi tersangka suap Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Dalam perkara sama, KPK juga menjerat staf khusus Menteri IMR yang bernama Miftahul Ulum alias MIU sebagai tersangka. ”Dalam penyidikan tersebut ditetapkan dua orang tersangka, IMR dan asisten pribadinya,” kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (18/9).
Menanggapi hal itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, memastikan akan kooperatif menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal ini disampaikannya setelah KPK menetapkan Imam sebagai tersangka kasus dugaan suap dana hibah di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
“Saya mendengar apa yang sudah disampaikan pimpinan KPK dan tentu saya sebagai WNI akan patuh mengikuti proses hukum yang ada, dan sudah barang tentu kita harus junjung tinggi asas praduga tak bersalah,” kata Imam di rumah dinasnya Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (18/9) malam.
Politikus PKB ini mengaku tengah menyiapkan materi hukum untuk menghadapi KPK. Di sisi lain, Imam juga mengharapkan kasus yang menjeratnya tidak bermuatan politis.
“Saya berharap ini bukan sesuatu yang bersifat politis, saya berharap ini bukan sesuatu yang bersifat di luar hukum dan karenanya saya akan menghadapi dan tentu kebenaran harus dibuka seluas-luasnya, selebar-lebarnya. Saya akan mengikuti proses hukum yang ada,” jelas dia. (JPNN)











![Aksi #GejayanMemanggil dari ribuan mahasiswa di Yogyakarta berlangsung damai dan massa aksi membubarkan diri usai menggelar unjuk rasa di Simpang Tiga Colombo, Sleman pada Senin, 23 September 2019, mengusung 7 tuntutan kepada pemerintah dan DPR RI. [Sp/Fuska Sani Evani] ( Foto: Suara Pembaruan / Fuska Sani Evani )](https://www.beritaradar.com/wp-content/uploads/2019/09/1569254475-700x350.jpg)
