JAKARTA-Country Industry Head Twitter Indonesia dan Malaysia, Dwi Adriansah menanggapi fenomena gaungan isu di media sosial seiring dengan aksi demonstrasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Dwi mengatakan Twitter sebagai platform media sosial memungkinkan semua orang menjadi influencer. Satu akun Twitter bisa dengan mudah memengaruhi dan memberi dampak pada akun-akun lain yang berada dalam satu jaringan atau komunitas.
Aksi pergerakan mahasiswa dan pelajar di Jakarta juga diiringi dengan tagar-tagar aksi seperti #GejayanMemanggil, #AyoSemuaBergerak, hingga #STMmelawan masuk ke trending topik di Indonesia.
“Orang-orang di Twitter juga cenderung untuk lebih bisa menerima pesan yang mereka terima, dan mereka influential. Bahkan orang-orang ini yang bukan berarti followers banyak,” kata Dwi usai acara #LifeonTwitter di Jakarta Pusat, Kamis (26/9).
Menurutnya, dampak yang diberikan oleh setiap pengguna Twitter semakin tepat sasaran ketika cuitan tersebut dibaca oleh teman satu jaringan atau komunitas.
“Twitter bukan semata mata harus punya follower sekian juta atau ratusan ribu. Tapi justru seseorang memengaruhi orang-orang di sekitarnya dan kebetulan suka terhadap topik tertentu,” katanya.
Lebih lanjut Dwi menjelaskan Twitter menjadi tempat bagi orang-orang untuk mencari isu kekinian. Apa pun yang terjadi di Twitter, bagi Dwi adalah merefleksikan pernyataan publik.
“Twitter adalah platform yang tercepat menjawab pertanyaan apa yang sedang terjadi saat ini,” katanya.
Dwi kemudian menceritakan bahwa dirinya ‘sempat’ menjadi influencer kilat yang memberikan dampak positif. Saat itu ia sedang berkendara kemudian ada pohon tumbang yang menghalangi jalan raya.
Lantas ia mencuitkan informasi pohon tumbang tersebut di Twitter. Kemudian Dinas Pertamanan dan Pemakanan mengambil cuitannya lewat akun @PosPohonTumbang.
“Informasi menyebar dan banyak sekali media ambil ceritanya dan bahkan buat orang yang ada sekitar tempat pohon tumbang. Kejadian pohon tumbang itu terselesaikan,” ucapnya. (*)