JAKARTA-Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H.Laoly mengaku mendapat informasi soal adanya kelompok yang mencoba mengacaukan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) jelang pelantikan periode keduanya 20 Oktober mendatang. Khususnya setelah kerusahan massa saat aksi mahasiswa menolak RUU KUHP di depan gedung DPR/MPR Jakarta.
Sebelumnya, sinyalemen itu sempat disampaikan Menko Polhukam Wiranto bahwa ada sekelompok orang yang mencoba mengacaukan pemerintahan Jokowi jelang pelantikan.
“Setelah kita teliti, rupaya ada gerakan sistem, gerakan tambahan. Ada itu kemarin. Setelah kita tunjukkan ada,” kata Yasonna H.Laoly di Jakarta, Rabu (25/9/2019)
Dia mempertanyakan aksi yang awalnya hendak menyampaikan aspirasi namun belakangan justru membakar mobil. “Saya tanya, kalau sampai merusak, membakar mobil orang. Emang begitu caranya?” kata Yasonna H.Laoly.
Lebih jauh soal kecurigaannya tersebut, Yasonna menyerahkan kepada Wiranto untuk menjelaskannya. Sebab pemberitahuan tentang indikasi itu adalah otoritas Wiranto sebagai seorang Menko Polhukam. “Ada lah. Kita enggak asbun (asal bunyi) kok. Adalah. Enggak usah kita persoalkan. Ada, tanya Pak Menko Polhukam. Itu bukan otoritas (saya). Tapi saya tahu, kami rapatkan,” ungkap Yasonna H.Laoly.
Secara terpisah, Wakil Ketua DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto tak mau membenarkan maupun membantah soal indikasi tersebut.
“Kalau saya bicara, nanti menuduh. Kalau nanti yang bertugas. Kalau ini yang jawab, tanyanya teman-teman intelijen. Saya enggak punya alat ukur apa pun. Saya enggak bicara tanpa ada fakta,” kata Utut Adianto.










![Aksi #GejayanMemanggil dari ribuan mahasiswa di Yogyakarta berlangsung damai dan massa aksi membubarkan diri usai menggelar unjuk rasa di Simpang Tiga Colombo, Sleman pada Senin, 23 September 2019, mengusung 7 tuntutan kepada pemerintah dan DPR RI. [Sp/Fuska Sani Evani] ( Foto: Suara Pembaruan / Fuska Sani Evani )](https://www.beritaradar.com/wp-content/uploads/2019/09/1569254475-700x350.jpg)

