Kronologi Bayi Tertukar Di Bogor Selama Setahun : Begini Faktanya

CIREBON, BERITARADAR.COM–  Kasus tertukarnya bayi di Bogor kini telah mencapai titik yang menjanjikan dalam perjalanannya.

Terbaru, pada Jumat malam, 25 Agustus 2023, Polres Bogor merilis temuan tes DNA terkait kasus bayi tertukar.

Tes DNA yang dilakukan di Puslabfor Polri menunjukkan adanya kecocokan nyaris sempurna antara anak Ny. S (Siti) dan Ny. D (Dina).

Hal tersebut disampaikan Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro saat jumpa pers di Mapolres Bogor, Jumat malam (25/8/2023).

Seperti dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (26/8/2023), “Ditemukan kecocokan sebesar 99,99 persen, berdasarkan data yang diberikan oleh Kepala Laboratorium yang diberikan olehnya. bahwa anak itu memang tertukar.”

Usai mengetahui temuan tes DNA, AKBP Rio pun mengucapkan terima kasih.

Temuan tes DNA juga telah dibagikan kepada kerabat kedua belah pihak.

Sebelumnya, setelah dilakukan tes DNA di Laboratorium Forensik Polri di Sentul, Kabupaten Bogor, kedua orang tua dan dua bayi yang baru lahir telah berpindah.

Kronologi Bayi Tertukar di Bogor

Di Rumah Sakit (RS) Sentosa Bogor, Siti Mauliah (37) merasa anaknya tertukar dengan ibu berinisial D selama 11 bulan, Juni 2022 hingga Mei 2023.

Gregg Djako, kuasa hukum RS Sentosa Bogor, mengklaim laporan Siti ke pihak administrasi rumah sakit lah yang akhirnya berujung pada terungkapnya kasus tersebut.

Gregg kepada wartawan, Sabtu (12/8), “Jadi informasi tersebut baru diketahui hingga Bu Siti kemudian datang menemui manajemen sekitar Mei 2023

Gregg mengaku pihak rumah sakit telah menelepon Siti untuk mengetahui detailnya setelah mendengar kejadian tersebut.

Akibat kejadian yang terjadi setahun sebelumnya, katanya, “Dengarkan informasinya, langkah selanjutnya adalah memeriksa dokumen.”

Pihak rumah sakit kemudian membantu tes DNA dan darah Siti.

Hasil tes tersebut, menurut Gregg, menunjukkan bahwa Siti dan anaknya tidak identik secara genetik.

Jika ada anggapan bahwa seharusnya ada dua bayi, maka pihak rumah sakit kemudian memfasilitasi tes darah dan melanjutkan memfasilitasi tes DNA.

Hasilnya tidak sama, klaimnya

Menurut Gregg, pihak rumah sakit pun merasa terpanggil untuk memeriksa ibu berinisial D yang diduga sebagai ibu kandung anak tersebut, atas temuan tersebut.

Gregg mengaku D belum siap mengikuti tes tersebut karena mentalnya belum siap.

“Alasan belum siap itu terkait dengan mentalitas yang belum siap, dan belum siap,” tandasnya.

Gregg mengaku keluarga Siti dan Ibu D bisa bertemu berkat fasilitas tersebut.

Selain itu, pihak rumah sakit juga memberikan temuan tes DNA kepada bayi Siti.

“Jadi untuk Ny. D, ketika pihak rumah sakit saat itu sudah menawarkan hal itu, dan kami sudah membacakan temuan tes DNA di hadapan Ny.

Ia mengatakan, temuan tes DNA Siti telah dikomunikasikan secara terbuka dan jelas kepada Ny D oleh pihak rumah sakit.

Tindakan ini ia ambil agar kasus tersebut dapat terselesaikan. sayangnya, Ny. D tidak siap. Menurut Gregg, Ny. B menerima surat dari rumah sakit yang meminta persetujuannya untuk tes DNA.

Pihak rumah sakit memahami hal itu, lanjutnya, namun kemudian yang menjadi permasalahan adalah Ny. D diduga menyatakan bahwa hingga saat ini, dirinya belum siap secara emosional dan psikologis.

Gregg mengatakan seminggu kemudian, Siti telah dihubungi melalui telepon oleh pihak rumah sakit. Namun Ny. D mengatakan dia belum siap.

Ia menegaskan, pihak rumah sakit tidak tinggal diam atau menutup-nutupi kejadian tersebut, dan ia ingin kasus tersebut diselidiki.

Usai melakukan tes DNA, Siti sebelumnya mengakui bahwa bayi yang dirawatnya bukanlah anaknya sendiri. Menurutnya, orang tua B enggan melakukan tes DNA dan membantah adanya kejadian pertukaran tersebut

Memang, kata Siti kepada wartawan, Jumat (11/8), dia tetap ngotot tidak mau DNA. Dia diundang langsung dan dengan ramah oleh pihak rumah sakit.

Siti pun memberi tahu polisi bahwa bayinya telah dipindahkan ke rumah sakit setelah beberapa kali mencoba namun tidak berhasil.

Meski begitu, Siti tetap menjaga bayi tersebut di rumah seperti anaknya sendiri, menurut AKP Yohannes Redhoi Sigiro, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor.

“Kami berterima kasih kepada sang ibu karena meskipun hasil DNA-nya, dia tetap ingin memberikan perawatan penuh kasih sayang kepada anaknya. Dia menjawab, “Anak itu masih bersama ibunya dan disayangi.”

Demikian kronologi bayi yang tertukar di bogor. (*)