JAKARTA-Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menunggu hasil autopsi terhadap mahasiswa Universitas Halu Oleo yang tewas saat tengah melakukan unjuk rasa.
“Untuk itu dugaan yang meninggal dunia tadi diduga penyebabnya luka tembak, kita belum tahu secara pasti. Perlu diadakan autopsi secara scientific oleh tim gabungan secara netral,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (26/9).
Iqbal menjelaskan jika hasil autopsi memastikan bahwa Randi (21) terkena peluru tajam, maka Polri akan membentuk tim gabungan dengan mengajak beberapa pihak serta unsur dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
“Dengan tujuan mengetahui siapa yang melakukan penembakan. Kita akan proses secara hukum siapapun yang melakukan penembakan,” terang Iqbal.
“Walapun itu dilakukan oleh oknum Kepolisian,” tambah Iqbal menekankan.
Namun demikian, sambung Iqbal, Polri selalu mengedepankan asas praduga tak bersalah. Pasalnya, kemungkinan ada pihak ketiga yang ikut bermain untuk menciptakan martir sehingga aksi meluas dan membesar bisa saja terjadi.
“Karena di beberapa tempat di Jakarta sendiri menduga bukan mahasiswa ikut bermain misalnya di Bandung dan Sumut yang ditunggangi teroris,” demikian Iqbal. (rmol)










![Aksi #GejayanMemanggil dari ribuan mahasiswa di Yogyakarta berlangsung damai dan massa aksi membubarkan diri usai menggelar unjuk rasa di Simpang Tiga Colombo, Sleman pada Senin, 23 September 2019, mengusung 7 tuntutan kepada pemerintah dan DPR RI. [Sp/Fuska Sani Evani] ( Foto: Suara Pembaruan / Fuska Sani Evani )](https://www.beritaradar.com/wp-content/uploads/2019/09/1569254475-700x350.jpg)

