Anies Sebut Petugas Medis di Ambulans Alami Sejumlah Cedera, Kaki Tidak Bisa Bergerak

JAKARTA-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut petugas medis di ambulans yang sempat dituding membawa batu saat demo pelajar di depan gedung DPR, Rabu (25/9), mengalami sejumlah cedera.

Hal itu dikatakannya saat menjawab pertanyaan wartawan soal dugaan cedera patah kaki petugas medis.

“Tapi bahwa petugas medis mengalami cedera itu fakta. Faktanya cedera. Faktanya kakinya tidak bisa bergerak. Kemarin baru di-scan. Saya cek hasilnya,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/9).

“Kita bawa ke rumah sakit. Kemudian ada benturan juga di kepala, itu faktanya ada,” lanjut dia.

Anies mengungkapkan kini pihaknya menyerahkan dugaan-dugaan tersebut kepada polisi dan menunggu hasil investigasinya.

View this post on Instagram

Alhamdulillah, wa syukurillah… ⁣ ⁣ Syukur yg mendalam, ketiga petugas Ambulans Gawat Darurat dari Puskesmas Kec. Pademangan yg sempat ditahan oleh Polda Metro Jaya telah kembali pulang.⁣ ⁣ Apresiasi kepada Polda Metro Jaya yg telah mengungkapkan fakta sebenarnya bahwa, tidak seperti yang disebarberitakan sebelumnya di sosmed, ambulans Pemprov DKI dan PMI Jakarta memang senyatanya tidak membawa batu dan bensin di dalamnya. Mereka menjalankan tugas dengan mengikuti protap. ⁣ ⁣ Sore tadi, kami sambut kepulangan ketiga petugas pemberani ini, dr. Vicky Dannis, Yoga Sandika Nugraha, dan Endang, di kantor Dinas Kesehatan. Mereka telah kembali bersama kolega dan keluarga. Saat ini mereka bertiga sedang menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan semua dalam keadaan baik dan sehat.⁣ ⁣ Di lokasi yang sama, rekan-rekan sesama petugas kesehatan sedang briefing utk kembali menyebar ke lapangan, bertugas antisipasi kegiatan unjuk rasa. ⁣ ⁣ Mereka ini adalah orang-orang yg, dalam keadaan yg menegangkan dan berisiko serta orang berlarian menjauh, mereka justru mendekat masuk untuk mengevakuasi korban.⁣ ⁣ Mereka adalah orang-orang yg pemberani, bukan karena tidak merasakan takut, tapi justru karena mampu mengalahkan semua rasa takutnya demi menyelamatkan sesama, tanpa melihat latar belakangnya. Sebuah tugas kemanusiaan yang mulia. ⁣ ⁣ Hari ini saya katakan pada mereka atas nama Pemprov dan warga Jakarta, terima kasih karena telah hadir atas nama negara, dan sampaikan kepada keluarga di rumah dengan bangga, bahwa Anda adalah bagian dari mereka yg setiap harinya berjuang untuk kemanusiaan dan insya Allah, semua kebaikan itu akan dicatat sebagai amal shaleh.⁣ ⁣ #ABW

A post shared by Anies Baswedan (@aniesbaswedan) on

“Tapi pelakunya siapa dan lain-lain, saya pun tidak tahu. Karena di lapangan itu hanya orang yang di sana, ada yang berseragam, ada yang warga, ada yang berpakaian preman, kita enggak tahu,” ujar Anies.

Diketahui ada satu ambulans DKI yang sempat digiring ke Polda Metro Jaya. Ambulans tersebut berisikan tiga orang yakni seorang dokter, seorang petugas medis, dan satu orang sopir.

Kemarin, Anies sempat mengatakan bahwa sopir ambulans mengalami cedera di kepala. Namun ia belum menjelaskan lebih detail.

Lebih lanjut Anies enggan langsung mengambil tindakan jalur hukum terkait kasus ini. Ia hanya berpesan kepada para petugas medis untuk tetap mengikuti prosedur di lapangan.

“Nanti sesudah itu kita lihat (soal jalur hukum). Ya, tapi intinya adalah saya selaku katakan kepada petugas kita bahwa Anda bekerja atas nama negara. Karena itu harus mengikuti seluruh protap. Karena perlindungannya ada pada protap,” ujar Anis.

“Jadi meskipun harus melakukan hal-hal yang sulit, tapi kalau itu sesuai protap pasti benar. Tapi kalau di luar itu kan pribadi. Kalau pribadi bisa dituntut. Kalau ikut protap, aman,” tutup dia.

Sebelumnya satu ambulans DKI beserta tiga petugas media di dalamnya sempat disebut diduga membawa batu dan bensin dalam aksi demo Rabu (25/9).

Pernyataan ini diungkap oleh akun twitter TMC Polda Metro Jaya. Akun pegiat media sosial Denny Siregar diketahui lebih dulu mengunggah konten tersebut daripada @TMCPoldaMetro.

Namun Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengklarifikasi bahwa pihaknya telah keliru. Dia menyatakan mobil ambulans itu tidak membawa batu maupun bensin.

Kala itu anggota Brimob tengah bertugas menghalau massa pelajar. Brimob dilempari batu serta benda lainnya. Argo mengatakan para perusuh yang melakukan aksi pelemparan itu mencari perlindungan dengan masuk ke dalam mobil ambulans. Polisi pun akan mengembalikan mobil ambulans ke DKI Jakarta. (*)

Tinggalkan Balasan