Siapa di Balik Group WhatsApp Kelompok Anak STM?

BELAKANGAN ini, jagat maya ramai hiruk pikuk beredar tangkapan layar alias screenshot percakapan di grup WhatsApp yang menunjukkan kelompok anak STM yang dibayar untuk mengikuti demonstrasi di Gedung DPR RI. Awalnya, screenshot itu diedarkan oleh akun Twitter bernama @yusuf_dumdum dan @OneMurtadha.

Dalam cuitannya, keduanya bilang anak-anak STM yang mengikuti aksi unjuk rasa di Gedung DPR belum lama ini mendapatkan bayaran. Keduanya mengunggah empat screenshot percakapan grup WhatsApp yang melibatkan anak STM tersebut.

Dari screenshotscreenshot itu, terlihat obrolan anak STM yang menunjukkan jika mereka belum mendapat bayaran dari ‘koordinator’ aksi tersebut. Cuitan ini dibuat pada Senin (30/9), sekitar pukul 19.14 WIB.

Tentu saja cuitan dari @OneMurtadha itu menimbulkan pertanyaan di kalangan warganet, apakah benar massa aksi demo di DPR itu massa bayaran?

Warganet yang penasaran pun menyelidiki nomor-nomor telepon yang tertera dalam percakapan grup WhatsApp tersebut. Diketahui, mereka menggunakan aplikasi Truecaller dan Getcontact untuk mengetahui identitas dari pemilik nomor-nomor di grup WhatsApp itu.

Berdasarkan informasi yang tersebar di media sosial, pencarian warganet pada nomor-nomor itu mengarah kepada oknum petugas. Tapi ini sebatas tebakan warganet, belum pasti benar. Ini diketahui lewat nama kontak nomor-nomor yang ada di grup WhatsApp tersebut. Tapi sebelum kamu bingung, di sini kami akan menjelaskan bagaimana cara kerja dari aplikasi Getcontact.

Cara kerja Getcontact

Untuk mencari tahu identitas pemilik sebuah nomor telepon misterius, kamu hanya perlu menyimpan nomor tersebut terlebih dahulu. Kemudian, buka aplikasi Getcontact di smartphone milikmu. Di kolom bagian atas, kamu dapat memasukkan nomor telepon yang ingin dicari nama kontaknya.

Setelah pencarian dilakukan, kamu akan mendapatkan beberapa ‘tags’ dari nomor tersebut. Maksud tags di sini adalah nama-nama kontak dari nomor tersebut yang disimpan di berbagai ponsel. Jadi, terlihat nama siapa pemilik nomor-nomor tidak dikenal tersebut.

Aplikasi Getcontact
Aplikasi Getcontact. Foto: Screenshot Aplikasi Getcontact

Dalam kasus percakapan anak STM yang viral ini, warganet menemukan nama-nama pemilik kontak itu berkaitan dengan kepolisian. Maksudnya, ada yang nama kontaknya memakai atribusi ‘Brimob’ atau ‘Mabes Polri’. Hal inilah yang membuat warganet menduga percakapan itu hanya tipu-tipu belaka.

Grup WhatsApp catut STM. ©2019 Istimewa

Mungkinkah dalam hitungan hari mereka bertemu langsung berinisiatif membuat grup? Seperti *G30S STM ALLBASE, ANAK STM Kxxxx BACOT, STM SEJABODETABEK, STM/K BERSATU, STM Sejabodetabek, dan ORIGINAL Bxxxx COLLECTION.

Dalam screenshot grup-grup itu, ada nomor telepon 0813xxxxx dengan nama A berada di dua grup. Lalu nomor telepon +1 (479)xxxxx dan +1 (606)xxxxxx. Setelah ditelusuri nomor pertama ternyata kode untuk wilayah Arkansas dan kedua Kentucky, Amerika Serikat.

Tim beritaradar.com berupaya melakukan penelusuran dengan menghubungi salah satu nomor kontak yang tercantum dalam tangkapan layar dimaksud. Awalnya diangkat, lalu tim memperkenalkan diri untuk melakukan wawancara namun nomor kontak yang dituju langsung dimatikan.

“Yang lainnya mati alias dialihkan tapi yang 081383411xxx aktif dan dua kali nada panggil tersambung langsung dimatikan saat tim redaksi mencoba menghubungi untuk wawancara,” ungkap salah satu tim beritaradar.com, Kamis (3/10).

Hal serupa juga dialami Tim Merdeka.com, melalui aplikasi pelacak nomor telepon Truecaller, juga melakukan penelusuran. Misal nomor 0813xxxx di grup *G30S STM ALLBASE. Setelah dicek muncul nama, pangkat dan tempat bertugasnya. Sedangkan nomor 0812xxxxx mencantumkan kata ‘polisi’ di belakang namanya.

Untuk memastikan sistem pelacakan nomor di Truecaller, kami juga mencoba memasukan tiga nomor awak redaksi. Identitas keluar semuanya sesuai.

Tak hanya itu, tim merdeka.com coba menghubungi nomor-nomor di *G30S STM ALLBASE dan ANAK STM Kxxxx BACOT, semalam. Hanya ada tiga nomor yang aktif. Satu nomor 0852xxxx tersambung. Di ujung telepon terdengar suara seorang pria.

Ketika disebut namanya, dia langsung menjawab, ‘siap’. Kami coba menanyakan situasi di DPR, karena sejak sore demonstran berkumpul. Kemudian menjelang tengah malam terjadi bentrok.

Disebut apakah berdinas di salah satu kantor polisi Jakarta, pria itu membenarkan. Lantas, dia bertanya balik, ‘izin, ini dengan siapa?’. Setelah tahu dihubungi jurnalis, dia menjawab. “Saya tidak bisa kasih keterangan, silakan dengan yang lain.” Telepon pun selesai.

Menanggapi itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyatakan, ada upaya propaganda di media sosial menggunakan cara tersebut. Dia berharap masyarakat bisa lebih bijak menerima informasi seperti ini di media sosial.

“Nah ini, jadi kita paham betul apa yang ada di media sosial itu. Karena sebagian besar adalah anonymous, narasi-narasi yang dibangun adalah narasi propaganda, tentunya dari direktorat Cyber Bareskrim sudah mem-profiling,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (1/9).

Menurut Dedi, pada akhirnya narasi yang digunakan bersifat provokatif untuk membuat kegaduhan di masyarakat. “Belum bisa dipastikan, kalau itu anggota polisi kan belum bisa dipastikan betul anggota atau bukan,” tuturnya.

Bareskrim Tangkap 7 Penyebar dan Kreator Group WA Anak SMK-STM

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap 7 orang yang diduga sebagai kreator atau pembuat dan admin dalam kasus Grup WhatsApp (WA) pelajar STM-SMK. 

Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Rickynaldo Chairulmengatakan dari tujuh orang itu, satu diantaranya berperan sebagai pembuat grup WA untuk memobilisasi massa pelajar.

Sementara enam orang lainnya berperan sebagai anggota member maupun admin grup. Penangkapan tersebut berdasarkanhasil patroli siber dan investigasi secara mendalam. Alhasil Direktorat siber menemukan terdapat 14 Group WhatsApp pelajar STM-SMK yang telah dibuat.

“Saat ini sudah berhasil menangkap creator yang membuat Grup WA STM-SMK di seluruh Indonesia yang intinya narasi dari WA tersebut adalah mengajak kelompok mereka untuk datang atau berdemo di Senayan (Gedung DPR),” kata Rickynaldo dalam konfrensi pers di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2019).  

Ketujuh pelaku berinisial RO (pembuat grup), MPS (17 tahun, pelajar, admin grup WA STM-SMK Senusantara), WR (17 tahun, pelajar, admin grup WA SMK STM Sejabodetabek), DH (17 tahun, admin grup Jabodetabek Demokrasi), MAM (29 tahun, pedagang, admin grup WA STM Sejabodetabek), KS (pelajar, admin grup SMK STM Sejabodetabek) dan DI (32 tahun, wiraswasta, admin grup SMK STM Sejabodetabek).

‘Kreator berinisial RO yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan 6 lainnya sebagai member maupun admin grup tersebut,” jelasnya.

Para pelaku tersebut ditangkap di sejumlah lokasi berbeda diantaranya di Jawa Barat yakni Garut, Bogor, Subang dan Jawa Timur yakni di Malang. Sementara pembuat grup yakni RO ditangkap di Depok, Jawa Barat.

Kemudian pelaku berinisial MPS (17 tahun) ditangkap di daerah Garut. MPS sebagai pelajar yang merupakan admin grup WhatsApp STM-SMK se-Nusantara.

“Grup WA STM-SMK Bersatu yang sejak 25 September hingga 30 September beredar luas di tengah masyarakat. Total ada 14 grup, namanya macam-macam, tapi awalannya selalu STM-SMK. Narasi di WA tersebut adalah mengajak kelompok mereka untuk datang berdemo di Senayan pada Senin 30 September 2019,” paparnya.

Dari 14 grup tersebut, baru ada tujuh grup yang sudah dilakukan penindakan. “Bahwa yang bersangkutan (RO) ini sengaja membuat atau mengkreasi grup WA STM-SMK,” ujarnya.

Tersangka RO, dikatakannya, membuat grup dengan tujuan untuk bergabung menghimpun kekuatan melalui dunia maya. Kemudian bergabung dengan mahasiswa menuju gedung DPR Senayan dalam rangka mengikuti demo menolak RUU KUHP di gedung DPR.

Rickynaldo menambahkan, sebanyak 200 lebih anggota member grup tersebut. Kemudian admin grup juga membagikan link grup di media sosial, baik Facebook, Instagram, Twitter ke seluruh media sosial yang ada di Indonesia, agar mudah untuk mem-follow atau menindaklanjuti anggota ataupun member grup dari berbagai macam kalangan.


Tinggalkan Balasan