JAKARTA – Wartawan Sinar Pagi Haryawan menjadi korban kekerasan oleh oknum aparat kepolisian di Polda Metro Jaya, Senin (30/1/2019). Dia mendapat kekerasan setelah merekam situasi keributan anggota polisi dalam lingkungan kantor kepolisian tersebut.
Peristiwa ini terjadi usai dirinya shalat Isya di Masjid Polda Metro Jaya malam tadi. Saat hendak pulang, Haryawan melihat keramaian anggota polisi dalam keributan. Saat itu dia langsung mengambil gambar video.
“Tapi begitu baru beberapa saat ambil video mereka bentak saya, “ambil gambar yah?” Saya bilang saya wartawan dari Sinar Pagi yang ngepos di Polda Metro Jaya sini. Tapi tetap saja mereka minta dihapus,” katanya melalui keterangan kronologinya, Selasa (1/10/2019).
Haryawan yang terdesak terpaksa menghapus video yang telah direkam. Namun nahas sedang berusaha menghapus, sejumlah oknum polisi memukulnya secara beramai-ramai.
“Mereka memukul saya beramai-ramai. Mukul dari belakang, jenggut rambut saya, tonjok kenceng-kenceng, mata saya sebelah kanan sampai darah mengucur,” ceritanya.
Sembari mendapat kekerasan, Haryawan juga sempat diteriakan oleh oknum aparat untuk ditelanjangi. Dia kemudian berlari ke arah Humas Polda Metro Jaya untuk mendapat pertolongan.
“Untuk sementara demikian, karena kepala senut-senut, mata kanan darah masih netes-netes. HP dan kunci motor saya juga hilang,” katanya. (*)










![Aksi #GejayanMemanggil dari ribuan mahasiswa di Yogyakarta berlangsung damai dan massa aksi membubarkan diri usai menggelar unjuk rasa di Simpang Tiga Colombo, Sleman pada Senin, 23 September 2019, mengusung 7 tuntutan kepada pemerintah dan DPR RI. [Sp/Fuska Sani Evani] ( Foto: Suara Pembaruan / Fuska Sani Evani )](https://www.beritaradar.com/wp-content/uploads/2019/09/1569254475-700x350.jpg)

