Demam Berdarah Kembali Meningkat, Berikut Langkah Penting Pencegahan Demam Berdarah Berdasarkan Arahan Otoritas Kesehatan Indonesia

CIREBON, BERITARADAR.COM– Musim kemarau saat ini menjadi tempat berkembang biaknya sejumlah penyakit, salah satunya demam berdarah dengue (DBD).

Kematian akibat DBD telah meningkat di sejumlah lokasi di Indonesia.

Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, memaparkan secara langsung kondisi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia saat konferensi pers memperingati Hari Berdarah ASEAN pada Senin, 12 Juni.

Ia mengklaim, antara Januari hingga Mei, 22 minggu pertama tahun 2023, terdapat laporan sebanyak 35.694 kasus DBD di seluruh Indonesia.

Dengan total 6.398 kasus yang dilaporkan,  Jawa Barat memiliki jumlah kasus DBD terbanyak di antara provinsi di Indonesia, menurut data tersebut.

Bali berada di urutan kedua dengan 3.678 kasus, kemudian Jawa Tengah (3.068 kasus), Jawa Timur (2.551), Nusa Tenggara Barat (NTB) (2.323), dan DKI Jakarta (2.213).

Fenomena iklim El Nino yang sedang dialami Indonesia saat ini tercatat sebagai salah satu potensi penyebab kejadian DBD. Panas tinggi dan kondisi gersang menentukan cuaca ini.

Dalam jumpa pers itu, Imran mengatakan penelitian menunjukkan bahwa cuaca yang lebih panas membuat nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD, menjadi lebih agresif.

Gigitan nyamuk ini bisa terjadi hingga tiga kali lebih sering dari biasanya saat suhu naik.

Langkah-Langkah pencegahan Demam Berdarah Menurut otoritas Kesehatan

Pertama, disarankan agar mereka yang berisiko terkena demam berdarah menjalani gaya hidup sehat.

Kedua, sangat penting untuk mengurangi tempat berkembang biak nyamuk dengan metode Approach, Cover, and Use (PSN) untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Gagasan 3M adalah salah satu strategi terpenting untuk mengurangi DBD.

Tiga, langkah penting disertakan dalam strategi ini: Drain, Close, dan Capitalize.

Drainase adalah proses pembersihan area yang dapat menampung air tergenang, yang berfungsi sebagai tempat berkembang biak nyamuk.

Untuk mencegah nyamuk mengakses dan bertelur di wadah penyimpanan air, tutupi seluruhnya.

Menambahkan ikan yang mengkonsumsi jentik nyamuk sebagai cara alami pengendalian populasi nyamuk mendorong masyarakat untuk menggunakan wadah air yang dibutuhkan.

Sangat penting bagi Ngabila untuk selalu menyemprot rumah dengan aerosol di pagi dan sore hari. Dengan melakukan tindakan ini, populasi nyamuk di lingkungan tersebut akan berkurang.

Untuk menghentikan penyebaran DBD yang terus berlanjut, kerjasama semua pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dan institusi kesehatann sangat diperlukan.

Diperkirakan bahwa dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang efektif, efek kasus DBD akan berkurang dan kesadaran masyarakat akan nilai pencegahan dapat meningkat.

Membedakan Gejala Demam Berdarah dengan flu biasa

Secara umum, Demam berdarah merupakan salah satu kesamaan utama antara DBD dan flu. Kedua penyakit ini juga memiliki gejala yang sama, seperti sakit kepala, mual, dan nyeri sendi, otot, atau tulang.

Meski memiliki kemiripan, kedua penyakit tersebut belum tentu memiliki gejala yang sama.

Ketika anak-anak terkena flu, mereka sering juga mengalami gejala pernapasan termasuk pilek atau hidung tersumbat atau batuk.

Demam Berdarah, bagaimanapun, bukanlah sumber dari ketidaknyamanan ini.

Orang tua dapat menggunakan perbedaan tersebut sebagai pedoman agar Demam berdarah tidak terlambat ditangani.

Ditambah lagi, jika suhu tubuh anak tinggi selama tiga hari, orang tua harus waspada.

Jika anak mengalami hal ini, pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan untuk menentukan apakah anak tersebut terkena Demam berdarah.

Sekalipun suhu tubuh anak tiba-tiba turun, jangan berpuas diri.

Hal ini disebabkan karena demam yang turun secara tiba-tiba merupakan ciri dari fase pelana demam berdarah.

Perlu diketahui bahwa fase pelana kuda Demam berdarah dibagi menjadi tiga tahap.

Fase demam datang lebih dulu (fase demam).

Dalam waktu 2–7 hari memasuki fase ini, seseorang akan mengalami demam tinggi hingga 40 derajat Celcius.

Ada beberapa gejala yang muncul, antara lain rasa tidak nyaman pada otot, tulang, dan persendian, mual, muntah, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan bercak merah.

Ada beberapa gejala yang muncul, antara lain rasa tidak nyaman pada otot, tulang, dan persendian, mual, muntah, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan bercak merah.

Tahap kritis datang berikutnya.

Ketika suhu tubuh mereka berangsur-angsur turun selama fase ini, pasien DBD biasanya merasa lebih baik dengan kondisi fisik mereka.

Pasien merasa sudah sembuh, yang memungkinkannya untuk melanjutkan aktivitasnya.

Demikian ulasan mengenai langkah langklah pencegahan demam berdarah dan cara membedakannya. (*)